Kamis, 26 Februari 2015

[Koleksi] Isinga


Judul : Isinga
Penulis : Dorothea Rosa Herliany
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Membaca kisah roman Irewa dan Meage pada buku ini membawa pembaca pada romantisme Papua. Ditemani alam yang masih asri, kehidupan yang alami dan hubungan antar manusia di sana. Kita diajak mengenal dan memahami kehidupan manusia, khususnya wanita Papua dengan segala suka dukanya.
Isinga atau isigna atau nisinga adalah kosakata Papua bermakna ibu atau perempuan. Buku ini memang mengisahkan kehidupan seorang perempuan Papua, Irewa, dalam menjalani kehidupannya. Seperti halnya perempuan Papua lainnya, Irewa pun tak bisa melepas takdirnya memberi kehidupan pada keluarganya. Berbagai tuntutan adat membelenggunya sejak ia ditakdirkan sebagai yonime. Yonime adalah juru damai dua suku yang saling bertikai.
Kisah pun bergulir dari masa cukup panjang, sejak 1970 an hingga masa sekarang. Tidak hanya mengikuti alur kisah tokoh-tokoh dalam cerita ini, pembaca pun mendapat gambaran utuh perjalanan tanah Papua dalam beberapa masa pemerintahan. Papua digambarkan mulai sejak masih sering berkecamuknya perang antar suku, budaya kanibalisme yang masih tersisa, kehidupan berpindah, pertanian yang mengandalkan sagu dan betatas, berbagai upacara adat hingga masuknya manusia-manusia 'baru' di tanah Papua. 

Peradaban 'modern' tidak selalu membawa kebaikan. Hal ini terasa jelas ketika perubahan tersebut justru menimbulkan kehancuran tatanan kehidupan masyarakat. Berkah alam Papua menarik minat pendatang. Namun sayangnya budaya buruk pun terbawa termasuk prostitusi.
Membaca kisah ini, kita seperti disuguhkan perjuangan rakyat Papua terutama kaum perempuan. Tak salah memang jika perempuan diibaratkan pertahanan suatu peradaban, Ketika kaum perempuan mampu bertahan maka merekalah Sang Penyelamat.

Koleksi : pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar